Friday, March 20, 2009

Seberapa lama kah kita harus belajar?


Kadang-kadang muncul pertanyaan seperti diatas.
Pertanyaan tersebut bukan hanya ditujukan kepada diri sendiri, akan tetapi terhadap kawan-kawan lainnya, seperti halnya kepada kawan-kawan saya di jajaran TU.
Miris, kalau melihat suasana yang terjadi diluar belahan dunia kita, contohnya; anak berumur 9 tahun dari Cina sudah bisa membuat program bernama Doodle Kids, dimana program tersebut tadinya ditujukan untuk adiknya yang ingi belajar menggambar, sekarang program tersebut telah diunduh oleh ribuan orang.
Pertanyaan serupa diajukan oleh saya kepada suatu milis IT, dimana mereka sendiri bertanya kepada saya untuk alasan apa saya menanyakan hal serupa.
Jawabannya sangat mengejutkan, kebanyakan mereka berumur 15 sampai dengan 20 tahun, akan tetapi sudah mahir dengan bahasa program komputer dan sudah berkreasi lebih dari satu buah program.
Mereka sendiri sangat terkesan dengan jawaban saya (yang berumur diatas 40 tahun) akan tetapi masih mau ikutan ngoprek program.
Suasana lain terjadi di lingkungan terdekat, dimana kawan-kawan sudah enggan untuk belajar lebih banyak lagi dengan alasan sudah tua, atau meminjam istilah Pak Dewa Brana yaitu "tidak mau lepas dari comfort zone"
Padahal dilain pihak. kondisi lingkungan kadang kala mengharuskan kita untuk belajar lebih banyak lagi, berkreasi lebih banyak lagi dan berbuat lebih banyak lagi. Apabila hal itu tidak dilakukan maka akan digilas oleh sang waktu, atau digilas oleh keadaan, terutama apabila kita masih menginginkan perubahan keadaan ke yang lebih baik lagi (sebut saja Remunerasi).
Kembali kalau mengkuot kata-kata Pak Daryanto yaitu "Ngaje seee..."
Sebagaimana juga disebutkan dalam Al Qur'an bahwa belajar itu dimulai dari sejak dalam gendongan sampai ke liang kubur.
Maka, silahkan menjawab sendiri pertanyaan tersebut.
Seberapa lama kah kita harus belajar?

No comments:

Post a Comment

Silahkan isi komentar anda